Wednesday, October 8, 2014

Rumah

buat yang punya ibu.....nice story...
Rumah
Rumah ini dibangun oleh ibuku tersayang. Oleh tangan kecilnya. Oleh air matanya. Oleh kasih sayangnya. Untuk ditempati anak-anaknya. Kami bertiga.
Rumah ini sangat nyata buat kami. Nyata oleh bukti pengorbanannya terhadap kami. Nyata oleh gelak tawa, tangis air mata dan nyata oleh panggilan sayang ibu ketika pulang sampai dirumah.
Tanggal sepuluh bulan oktober 2014. Rumah ini sudah tidak menjadi milik kami lagi. Rumah ini sudah kami kembalikan kepada yang lebih berhak. Sudah kami pulangkan setelah selama 30 tahun kami tempati. Kami tempati dengan tawa riang dan senyum merekah.
Rumah ini penuh kenangan masa kecil kami. Kenangan Indah bersama kakak, adik, bule, Om serta sepupu sepupu kami. Rumah yang juga dihinggapi dengan kenangan ketika bapak tertidur di mobil karena pulang kemalaman dan terkunci.
Rumah ini sungguh sungguh rumah yang tertanam dihati kami.
1984 sampai dengan 2014. Masa 30 tahun. Sangatlah singkat. Allah sudah memberikan kami tempat berteduh dengan segala pernak-perniknya. Rumah yang sudah menaungi beberapa keluarga. Rumah yang dibangun oleh Ibu kami dengan air mata bahagia diselingi duka.
Rumah ini sudah bernyawa. Sudah memiliki roh. Rumah yang pernah dilingkupi canda mulai dari teman sekolah dasar Rahmat dan kawan kawan, sekolah SMP reza dan lainya…sekolah SMA Basis, Vovo, andreas dan sejenisnya..serta sampai kawan kuliah pernah menyambangi rumah ini. Rumah ini adalah rumah persahabatan.
Sekitar 200 m2 kurang dikit luasnya. Kami tempati dengan keluasan bahagia. Tidur umpek umpekan dengan sepupu kami.. Agus dan Agung..dengan kakak..dengan adik..bahkan rekan2 kami ketika menginap..sungguh..rumah ini adalah rumah kekeluargaan.
Dan kini…
Masanya telah tiba..kini rumah ini kami kembalikan kepada pemilik aslinya. Kami kembalikan dengan roh serta nyawa yang masih menggantung diatapnya. Kami kembalikan dengan segenap pengorbanan ibu kami. Kami kembalikan dengan segenap helaan nafas kami. Kami sangat bersyukur.
Masa lalu adalah masa sekarang. Masa sekarang tidak menjadi masa lalu. Sekarang sudah tiba waktunya rumah ini kami tatap dengan penuh keindahan meski bukan kami pemiliknya. Tiba waktunya untuk kami lewati dengan kebanggaan. Karena rumah ini adalah…Rumah Pengorbanan akan cinta seorang ibu kepada anak-anaknya.
Kasih sayang Ibu ...
Ibu kami adalah ibu yang luar biasa. Ibu yang sedari kecil mendidik kami dengan perbuatan nyata tentang tanggung jawab. Memberikan bukti nyata bagaimana hidup itu dijalankan. Bagaimana orang tua harus membesarkan anak anaknya.
Sayang seribu sayang, kami bertiga terlalu lelah untuk belajar dari ibu. Mata kami meredup entah oleh apa. Telinga kami tertutup tak ada sayup semilir terdengar. Semua organ kami tidak pernah belajar dari Ibu kami.
Ibu kami lahir 59 tahun lalu. Setahun lagi diangka 60. Usia yang menurut rasul sudah usia masa uzur. Usia menggendong cucu. Usia menikmati barokah Illahi. Menikmati senyum pagi hari.
Ibu sampai kini tetap berjalan. Terseok seok dengan tanggungannya. Dan kami anak anak yang dicintainya tidak membantunya. Menolehpun tidak. Entah apa yang ada dipikiran kami.
Ibu seorang yang luar biasa. Bahkan tetap tersenyum ketika rumah tercintanya hilang ditiup angin. Angin badai yang datang kurang dari satu menit. Bahkan kurang. Senyum pengorbanan yang tidak ditangisinya.
Ibu mendidik kami dengan seyumnya. Memberikan semua yang dia punya. Bahkan harga dirinya seandainya diperlukanpun diberikan. Tidak ada keraguan. Tidak ada rasa kehilangan. Ibu tetap berjalan setelah memberikan. Ibu kami adalah ibu luar biasa.
Kami bertiga anak anaknya. Darah dagingnya.
Tidak ada keraguan sedikitpun. Kami bertiga sangat disayanginya. Diberikannya mobil meski lewat selembar kertas Rumah kami. Diberikannya motor. Diberikannya rumah. Diberikannya senyum. Diberikannya tawa. Tangis disembunyikannya.
Sedari kecil kami digandengnya. Dibawa naik bis metromini. Bertiga. Kecil-kecil. Lalu diberikannya kami uang 10 rupiah. Untuk kami serahkan ke kondekturnya. Itu ibu kami.
Dibawanya kami, yang kecil-kecil, ketempat saudara saudara kami. Ke tempat Mbah, Om, Pakde. Tanpa lelah kami diperkenalkan. Agar tali silaturahmi tetap terjaga. Tetapi hari ini, bahkan kamipun lupa. Siapa yang kami kunjungi bersama Ibu?
Kami bertiga menjadi tumpuan kebanggaan buat ibu kami. Kalau kami besar kami bercita cita mendirikan rumah untuk ibu kami. Dengan senyum kebanggan diceritakannya hal itu kepada saudara saudaranya, kepada teman temannya kepada orang tuanya. Dan kini. Rumahnyapun dikorbankannya.
Kami bertiga adalah lelaki. Yang seharusnya menggendong ibu kami dimasa tuanya. Memapah ibu kami ketika lelah. Menyuapi ibu kami ketika gigi terasa longgar. Mendongengi ibu kami ketika hatinya dilingkupi nestapa. Tetapi kami tidak. Dan Ibu tetap tersenyum.
Kaki kami terasa berat, tangan kami rasanya terikat, otak kami buntu. Dan Ibu tetap tersenyum. Itulah Ibu kami.
Kami dinikahkannya. Kami dirayakan sunatnya. Bahkan hari ini. Masih berfikir, masih hutang satu sunat dan satu resepsi. Untuk kami. Kurang apa lagi ibu kami bertiga ?
Telepon Kami bertiga sibuk, sibuk dengan panggilan rekan kerja, klien kami, panggilan rapat, debt collector, sibuk dengan bau duniawi. 30 menit terasa kurang ketika dering menempel di telinga kami. Sementara ketika bau surga menghubungi kami. 3 menit serasa lama. Dan Ibu sekali lagi, tetap mendoakan kami sehat walafiat.
Apalagi yang bisa kami cari ketika bau surga sudah tidak menghampiri kami ??

Wednesday, June 2, 2010

apa dihack ya situs <a href="http://sahabatalaqsha.com">http://sahabatalaqsha.com</a> ?

Forbidden

You don't have permission to access /nws/index.php on this server.

Additionally, a 404 Not Found error was encountered while trying to use an ErrorDocument to handle the request.

perihal:

"Forbidden You don't have permission to access /nws/index.php on this server. Additionally, a 404 Not Found error was encountered while trying to use an ErrorDocument to handle the request."
- 403 Forbidden (lihat di Google Wikipinggir)

Monday, April 26, 2010

ckckckck

SURABAYA - Siswanto, salah satu tersangka yang terlibat kasus penggelapan pajak dengan cara pembuat validasi atau bukti pembayaran palsu ternyata royal terhadap warga sekitar rumahnya di Jalan Taman Pondok Legi IV/H-20 Waru Sidoarjo.

perihal: Menterengnya Mantan Cleaning Service Ditjen Pajak - news.okezone.com (lihat di Google Wikipinggir)

Thursday, January 22, 2009

Lama tak mengentri

Tidak terasa..terakhir menulis setahun yang lalu.

Sudah cukup banyak perkembangan buah hatiku, titipan Allah yang Maha Indah.












Dari mulai Sasha yang sudah mulai berdandan..:)











Sampai Alit yang tidak terasa hampir menginjak umur 4 tahun











Dan Alliya yang sudah mulai aktif bergerak sampai2 tak ada ruang lagi untuk berlari...









Ya Allah...jika waktuku tiba...

Janganlah kau azab aku dengan tangisan buah hatimu ini...karenaku..

lembutkan hati ini sehingga lembut pula hati anak-anakku...

Berikanlah mereka kelapangan hati...keluasan pikiran dan keilkhlasan untuk hidup.


Amin...

Friday, December 21, 2007

Tuesday, December 4, 2007

Aliya Berjalan 5 langkah di 10 bulan

Seminggu lalu, pas lagi enak-enak browsing tiba-tiba ada telepon dari rumah..."Aliya jalan lima langkah.!!"

Wah, kaget campur senang. Kok cepat sekali. Perasaan baru seminggu lalu dia bisa berdiri tegak.

Aliya ini memang berbeda dari kakak-kakaknya. Dia cepat berdiri. Cepat mengucapkan sesuatu. Cepat merespon. Dan juga cepat ngambeknya..:)

Yang paling rumit kalau pas dia tidur tiba-tiba bolak-balik kesana kemari. Pastinya dia mau ngompol. Kalau sudah begini ya sudah ..pasrah saja nunggu dia bolak balik ngga karuan sampai ompolnya keluar ...:)



Aliya berdiri.